"Saatnya Jember Bangun dari Tidur Panjang, Guna Merealisasikan Proyek Pembangunan Lapangan Terbang (BANDARA) Noto Hadi Negoro yang mangkrak, agar segera berfungsi dan menjadi kebanggaan Masyarakat Jember"
Sejarah panjang perjalanan bangsa untuk meningkatkan pembangunan disemua sektor membutuhkan paradigma berpikir yang matang dan terprogram. perencanan program harus sesuai dengan kemampuan dan kondisi dilapangan. Setiap program harus jelas orientasi kedepan dibarengi dengan dedikasi dan keselarasan dalam merealisasikannya, dengan demikian pencapaian target akan sesuai dengan harapan.
Sebagai masyarakat Kabupaten Jember kita harus bangga dengan kekayaan alam yang melimpah ruah sektor pertanian sebagai komoditi andalan sirkulasi ekonomi yang pesat ,begitu pula pengembangan sumberdaya manusia kabupaten jember sering menelorkan orang-orang penting yang duduk diposisi penting di kancah birokrasi bahkan ada yang menjadi penentu kebijakan (Master plaint).
Banyaknya perguruan tinggi yang tersebar dikabupaten jember negeri maupun swasta membuktikan kalau jember bisa diacungkan jempol dalam dunia pendidikan, tIdak heran kabupaten sekitar banyak yang menempuh study dikabupaten jember.
Disatu sisi dengan prestasi yang didapat seharusnya tidak berlarut-larut dengan prestasi yang didapat sehingga terlena dan menina bobokkan pelaku birokrasi sehingga lupa pada program yang masih belum terselesaikan yang sampai saat ini masih ngambang dan tidak jelas keberadaannya.
Bandar Udara Noto Hadi Negoro yang sekian lama terbujur kaku tampa kejelasan dan tindak lanjut semakin menunjukkan kalau bangsa ini kerdil dan takut pada resiko. Saling tuding menuding dan mencari kambing hitam kerap terjadi, rezim perencana program yang terkadang di jadikan sasaran bidik kesalahan. Seharusnya penerus kebijakan mau berpikir bagaimana program itu supaya tetap langgeng berjalan secara berkesinambungan, yang menjadi pertanyaan besar ?. Apakah kita sebagai putra daerah jember hanya bisa berdiam diri dan membiarkan bandara udara tersebut rusak tergerus waktu dan usia.
Apakah pemerintah sudah tidak mau menghiraukan atau sudah bosan memikirkan Bandar Udara yang dulu menjadi harapan dan kebanggaan kabupaten jember.
Berapa uang rakyat yang terbuang sia-sia untuk membangun Bandar Udara tersebut yang muara ahirnya hanya dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk balapan liar, penanaman tebu dan lain-lain.
Apakah kita hanya bisa diam dan termangu serta membiarkan kelak sejarah akan menulis "Bandar Udara Noto Hadi Negoro hanyalah harapan dan angan-angan".
Seyogyanya bangsa ini harus berpikir bangaimana solusi dan jalan terbaik, agar apa yang menjadi harapan kita bersama bisa terwujud. Semua itu perlu kerjasama , keberanian ,dedikasi, untuk membangkitkan potensi yang sudah lama mati suri.
Tidak mudah memang untuk mewujudkan hal tersebut perlu waktu perlu proses dan pengorbanan yang luar biasa tapi dengan potensi SDM ( Sebagai pelaksana ) dan SDA (sebagai incam ) yang dimiliki jember pasti bisa bangkit dari tidur panjang. Stake holder penentu kebijakan harus ada di barisan depan untuk memulai garis start kembali sampai ke garis tuntas kegaris finish. Kerjasama dengan berbagai sektor mutlak dilakukan dengan perusahaan besar dan lembaga pendidikan, seperti Unej dan stain dimana dosen–dosennya sering didatangkan dari luar negri.
Kalau Jember ini mau berbenah yakin akan banyak infestor asing yang akan menanamkan modal, walaupun dengan MOU (memorandum of understanding ) Jember pasti akan lebih di untungkan apabalagi bentuk kebijakan mutlak ada ditangan pemerintah daerah.
Sebagai bangsa yang baik tentunya kita tidak hanya bisa berwacana, akan tetap tapi bagaimana wacana itu bisa terealisasi sesuai dengan harapan.
Kita pantau dan kita kawal bersama program pemerintah guna tercipta Jember yang bisa jadi kebanggaan bersama, bangsa dan Negara. (Imam Haironi)
0 comments :
Posting Komentar